Sabtu, 28 Juli 2012

Kemenangan Bagi Pengguna Media Sosial


LONDON Paul Chambers (28) kesal dan frustrasi karena tak bisa terbang dari Bandara Robin Hood, Doncaster, akibat badai salju.
Karena kesal, dia mengirim pesan lewat akun Twitter bahwa dia akan meledakkan bandara. Pesan ini menyebar lewat media sosial yang membuatnya ditahan dan dihukum atas tuduhan terorisme.

 Namun, Chambers pada Jumat (27/7/2012) ini, sebagaimana dikutip kantor berita AP, memenangi banding di pengadilan tinggi Inggris atas tuduhan bahwa pesannya itu tak ubahnya dia melakukan tindak terorisme.
Pesan lewat Twitter atau Facebook dinilai bukan sebuah tindakan terorisme, melainkan hanya sebuah lelucon kecil sekalipun leluconnya tak pantas.
Berbicara di luar pengadilan setelah menang, pembela Chambers, John Cooper, menegaskan, kemenangan bahwa pesan lewat Twitter itu bukan terorisme jelas sebuah kemenangan yang menentukan.
"Ini merupakan keputusan besar, baik secara nasional maupun internasional, bagi ratusan ribu atau bahkan jutaan orang pengguna Facebook dan Twitter," ujar John.
Hal ini berarti, ujar John, jika Anda berniat membuat lelucon atau canda, atau jika Anda mau melakukan canda atau lelucon yang kasar sekalipun, maka Anda tetap tak bisa dihukum.
Kasus ini muncul saat tweet atau pesan dikirim Chambers kepada teman-teman pada Januari 2010. Pesannya kira kira bahwa dia jengkel karena Bandara Robin Hood ditutup akibat badai salju dan harus tertahan sepekan. "Saya akan meledakkan bandara ini biar hancur beterbangan," ujarnya lagi.
Chambers mengirim pesan ini kepada 600 pengikutnya, semata-mata karena dia frustrasi dan tak bisa membayangkan bahwa hal itu akan terjadi. Namun, pesan ini kemudian membuatnya ditahan.
Tetapi, pengadilan tinggi melihat pesan lewat Twitter ini hanya bagian dari rasa frustrasi Chambers. Ancaman yang ada merupakan suatu hal yang tak bisa dia lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar